Perjalanan itu terjadi sekitar akhir bulan April atau awal bulan Mei tahun 2005. Kami melakukan sebuah ekspedisi santai menuju daerah padat hutan bakau di kawasan Taman Nasional Kutai, daerah tersebut bernama Teluk Kabah. Untuk pertama, daerah itu terdengar asing di telinga kami, hanya beberapa dari kami yang telah mengetahui daerah tersebut dari cerita-cerita orang yang kebetulan pernah mengunjungi Teluk Kabah sebelumnya. Hampir Seluruh dari kami waktu itu baru akan menginjakkan kakinya di daerah yang ternyata akan ada pengalaman luar biasa yang akan kami alami di sana. Hal itu membuat kami semua waktu itu sangat bersemangat untuk merasakan sensasi hidup di rimba tanpa adanya keramaian, peradaban dan jauh dari kota. Waktu itu kami rata-rata berumur 14-15 tahun, dan kami didampingi oleh tiga pembina, yaitu Pak Jun, Pak Mustofa dan Kak Zailani dari petugas TNK yang berbaik hati ikut mendampingi ekspidisi waktu itu. Dan pengalaman luar biasa itu dimulai...
Kami awali perjalanan dengan menggunakan SpeedBoat langsung menuju Teluk Kabah. Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit. Sesampainya disana, kami langsung menuju basecamp tempat kami rencana menginap. Jarak basecamp dengan pelabuhan kira-kira 300 meter yang kami tempuh dengan berjalan kaki dan juga tidak lupa seluruh perlengkapan kehidupan misal, kompor + tabungnya, tenda, dan barang-barang pribadi yang kami angkat setengah mati. Tetapi segala tantangan itulah yang membuat kami tidak tenggelam dalam jurang keputus asaan.
Tibalah kami di basecamp yang berupa rumah ( sepertinya ex. kantor TNK ), betapa terbelalaknya kami melihat kondisi basecamp, yang harusnya fasilitas rumah itu digunakan sebaik-baiknya oleh petugas yang berwenang untuk menjaga kelestarian alam TNK dari tangan-tangan berdosa penghancur alam semesta, ternyata rumah itu kami dapati sudah setengah hancur oleh kerasnya situasi alam Borneo yang ganas namun ramah. Pintu-pintu sudah tidak dapat menjalankan tugasnya menjadi sekat yang baik, jendelapun tak mampu lagi menahan derasnya arus angin malam yang dingin menusuk tulang, dinding rumahpun telah lapuk dimakan gigi-gigi rakus serangga nakal. Dan lagi-lagi disitulah kami menjadi lebih tertantang untuk bisa mengalahkan situasi dan kondisi yang tidak nyaman bagi sebagian orang. Walaupun rumah itu sudah tidak layak, tetapi kami masih bisa mendapatkan fasilitas dasar untuk menjalankan kehidupan di sana, seperti sumber air berupa sumur, kamar mandi dengan beberapa ruang, jemuran yang menjulang panjang ( cuma tiangnya doang, talinya ikat sendiri ) dan tentu saja udara segar khas hutan Kalimantan.
Tiga hari dua malam kami berada di sana. Kegiatan kami isi dengan merenungi dan mengagumi keindahan alam yang luar biasa ciptaan Tuhan yang maha cinta. Setiap malam kami membuat sebuah api unggun yang besar guna manghangatkan badan kecil kami dari sengatan dinginnya udara malam. Kami adakan atraksi-atraksi untuk menghibur diri kami dan juga untuk menghidupkan suasana malam di Teluk Kabah. Tawa, canda bahkan ketegangan mewarnai malam itu, karena atraksi yang ditampilkan sangat beraneka ragam, dari hanya ngobrol-ngobrol biasa, hingga atraksi menegangkan meloncati api unggun yang diikuti oleh seluruh peserta putra waktu itu, bahkan yang luar biasanya lagi, ada seorang anak berinisial 'R' yang memberanikan diri secara sukarela untuk melakukan aksi debus menginjak-injak bara api bekas api unggun dengan tanpa alas kaki sama sekali. Memang sungguh mengagumkan kemampuan anak itu, anak itupun dijuluki " Bocah Penginjak Bara Api Makulele "...
Di pagi harinya, kami selalu melakukan penjelajahan mengelilingi Hutan kawasan Teluk Kabah yang didominasi hutan bakau. Kami juga terkagum-kagum melihat ukuran pohonbakau yang biasanya kami lihat hanya berukuran kecil, di Teluk Kabah kami jumpai pohon bakau yang benar-benar memiliki ukuran yang mengagetkan. Pohon-pohon bakau di sana sepertinya merasakan kesejahteraan hidup yang sangat sehingga dapat tumbuh dengan sebegitu gagahnya. Sambil memandang nuansa alam yang sangat indah kamipun terus melanjutkan perjalanan. Di suatu pagi saat itu, saat pertengahan perjalanan, dengan background hutan bakau yang lebat kami menemukan seekor rusa yang malang.Dari raut wajahnya, kami mengerti betapa ia tersiksa terjerat diantara akar-akar pohon bakau yang kuat bagai besi dan ditinggal oleh anak dan keluarganya. Tidak mau larut dalam kesedihan, kami langsung adakan tindakan penyelamatan. Kamipun membentuk Unit Reaksi Cepat Penyelamat Rusa Teluk Kabah. Rapat singkatpun kami lakukan, hasilnya tentu saja kami akan mengeluarkan rusa itu dari jeratan akar bakau secepatnya dalam keadaan hidup dan tanpa kekurangan satu apapun. Selain itu Pak Jun juga langsung menghubungi pihak TNK untuk mendatangkan transportasi guna membawa rusa ke tempat yang aman untuk dilakukan upaya lebih lanjut. Sembari menunggu respon dari pihak TNK, kami langsung turun ke lumpur guna melepaskan jeratan yang melingkari kaki rusa malang itu. Tempat rusa itu terjerat berada di bawah semacam jembatan kayu untuk pejalan kaki seperti kami, oleh sebab itu setelah kami berhasil dengan kesungguhan hati melepaskan jeratan dari kaki rusa itu, kamipun dengan sisa-sisa tenaga mengangkat rusa yang diperkirakan memiliki berat 70-90 kg ke atas jembatan. Kamipun berhasil mengangkat rusa itu ke atas jembatan. Dari mata rusa itu seakan berkata " terimakasih temanku, kau adalah pemuda-pemudi generasi cerah bangsa ini, sungguh ikhlas hatimu mengeluarkan aku dari jeratan akar bakau itu...". Kamipun seolah mengerti apa yang dirasakan oleh rusa itu. Sejenak hati kamipun bersenang hati, tetapi ternyata perjuangan kami belum selesai. Kami harus segera membawa rusa itu keluar hutan bakau untuk diadakan proses evakuasi oleh pihak TNK. Singkat cerita pihak TNK akan mengirimkan tim evakuasi sekitar pukul 2 siang, sedangkan saat itu masih pertengahan pagi. Dengan berbagai pertimbangan yang alot, kami putuskan untuk meninggalkan rusa itu untuk sementara waktu.
Di siang harinya, kami kembali ke belantara bakau untuk menemui rusa malang tadi. Kami juga membawa beberapa pakan dan minum seadanya untuk sekedar mengisi perut kosong rusa tersebut. Sesampainya disana kami memeriksa keadaan rusa tersebut. Kami elus-elus wajah rusa itu dengan segenap kelembutan hati yang kami punya supaya rusa itupun dapat merasa nyaman dan tenang di sisi kami. Selang beberapa waktu pihak TNK yang ditunggu-tunggu datang membawa kendaraan bak terbuka sebagai ambulance rusa tersebut. Tugas kami dan pihak TNK waktu itu ialah mengangkat rusa itu keluar belantara bakau. Kamipun membuat sebuah tandu darurat perpaduan tali dan sarung berbahan khusus. Setelah tandu selesai dibuat, kamipun beramai-ramai menggotong rusa dewasa itu. Tidak tahu mengapa kami sepertinya mendapat kekuatan super karena dapat menggotong rusa yang berat itu, karena usia kami waktu itu masih 14-15 tahun. Sungguh sebuah keajaiban kami dapat menggotong rusa itu keluar lebatnya dahan bakau hidup-hidup. Setelah keluar hutan bakau kami dan pihak TNK mengangkat rusa itu ke atas ambulance hewan. Lagi-lagi dari raut wajah dan sinar mata rusa itu seakan berkata "sekali lagi terimakasih ku ucapkan kepada kalian pemuda-pemudi Pramuka Vidatra yang telah tulus menolongku... tangkyu..:D ". Dengan sisa-sisa tenaga rusa itupun langsung dievakuasi untuk dilakukan proses selanjutnya. Kamipun langsung berdoa atas keselamatan rusa itu supaya ia bisa berkumpul kembali kepada keluarga tercinta. Hari itupun berakhir dan hari-hari kami di Teluk Kabah berjalan kembali seperti semula.
Hari terakhir ekspedisi kamipun datang. Bergegas kami kemas seluruh alat dan barang yang kami miliki. kamipun menuju kembali ke dermaga untuk menunggu jemputan speedboat yang akan membawa kami kembali ke peradaban kota Bontang. Dan pada akhirnya kamipun kembali ke Kota Bontang dengan selamat dan membawa sejuta pengalaman ciamik dari separuh tanah belahan bumi Kalimantan. Beberapa hari kemudian kami mendapat kabar sedih dari TNK. Rusa yang kami selamatkan sewaktu ekspedisi telah mati secara tenang. Berita itu membuat kami bersedih, tetapi kami yakin rusa itu memang telah mendapatkan sebuah pilihan yang paling baik dari Tuhan.Kamipun kembali berdoa, semoga tidak ada lagi kejadian serupa yang merenggut kelestarian flora dan fauna di Borneo tercinta sehingga alam ini menjadi kembali lestari berisi keindahan tumbuhan tinggi dan hewan luar biasa...semoga.. dan perjalanan kami benar-benar berakhir...
"LESTARI ALAMKU LESTARI TNK-KU"
terimakasih..kdn -semoga menginspirasi-
kami :
1. Azlin Ainun A.
2. Dwinta Ayu P.
3. Ratna Wulansari
4. Mayang Alfina P.
5. Ristia Astriani
6. Raditya Dewi Puspitarini
7. Rizal Rahmanda Akbar
8. Luddy Kausar E.
9. Dondy Bima K.
10. Christian Stainly P.
11. Joddy Nugraha
12. Rudi Rauf
13. Robby Vadillah Z.
14. Jihad MM
15. Muh. Amri
16. Heldi Alfiadi
17. Davin Wirawan S
pembina :
1. Pak Jun
2. Pak Mus
3. Kak Jay
Kami awali perjalanan dengan menggunakan SpeedBoat langsung menuju Teluk Kabah. Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit. Sesampainya disana, kami langsung menuju basecamp tempat kami rencana menginap. Jarak basecamp dengan pelabuhan kira-kira 300 meter yang kami tempuh dengan berjalan kaki dan juga tidak lupa seluruh perlengkapan kehidupan misal, kompor + tabungnya, tenda, dan barang-barang pribadi yang kami angkat setengah mati. Tetapi segala tantangan itulah yang membuat kami tidak tenggelam dalam jurang keputus asaan.
Tibalah kami di basecamp yang berupa rumah ( sepertinya ex. kantor TNK ), betapa terbelalaknya kami melihat kondisi basecamp, yang harusnya fasilitas rumah itu digunakan sebaik-baiknya oleh petugas yang berwenang untuk menjaga kelestarian alam TNK dari tangan-tangan berdosa penghancur alam semesta, ternyata rumah itu kami dapati sudah setengah hancur oleh kerasnya situasi alam Borneo yang ganas namun ramah. Pintu-pintu sudah tidak dapat menjalankan tugasnya menjadi sekat yang baik, jendelapun tak mampu lagi menahan derasnya arus angin malam yang dingin menusuk tulang, dinding rumahpun telah lapuk dimakan gigi-gigi rakus serangga nakal. Dan lagi-lagi disitulah kami menjadi lebih tertantang untuk bisa mengalahkan situasi dan kondisi yang tidak nyaman bagi sebagian orang. Walaupun rumah itu sudah tidak layak, tetapi kami masih bisa mendapatkan fasilitas dasar untuk menjalankan kehidupan di sana, seperti sumber air berupa sumur, kamar mandi dengan beberapa ruang, jemuran yang menjulang panjang ( cuma tiangnya doang, talinya ikat sendiri ) dan tentu saja udara segar khas hutan Kalimantan.
Tiga hari dua malam kami berada di sana. Kegiatan kami isi dengan merenungi dan mengagumi keindahan alam yang luar biasa ciptaan Tuhan yang maha cinta. Setiap malam kami membuat sebuah api unggun yang besar guna manghangatkan badan kecil kami dari sengatan dinginnya udara malam. Kami adakan atraksi-atraksi untuk menghibur diri kami dan juga untuk menghidupkan suasana malam di Teluk Kabah. Tawa, canda bahkan ketegangan mewarnai malam itu, karena atraksi yang ditampilkan sangat beraneka ragam, dari hanya ngobrol-ngobrol biasa, hingga atraksi menegangkan meloncati api unggun yang diikuti oleh seluruh peserta putra waktu itu, bahkan yang luar biasanya lagi, ada seorang anak berinisial 'R' yang memberanikan diri secara sukarela untuk melakukan aksi debus menginjak-injak bara api bekas api unggun dengan tanpa alas kaki sama sekali. Memang sungguh mengagumkan kemampuan anak itu, anak itupun dijuluki " Bocah Penginjak Bara Api Makulele "...
Di pagi harinya, kami selalu melakukan penjelajahan mengelilingi Hutan kawasan Teluk Kabah yang didominasi hutan bakau. Kami juga terkagum-kagum melihat ukuran pohonbakau yang biasanya kami lihat hanya berukuran kecil, di Teluk Kabah kami jumpai pohon bakau yang benar-benar memiliki ukuran yang mengagetkan. Pohon-pohon bakau di sana sepertinya merasakan kesejahteraan hidup yang sangat sehingga dapat tumbuh dengan sebegitu gagahnya. Sambil memandang nuansa alam yang sangat indah kamipun terus melanjutkan perjalanan. Di suatu pagi saat itu, saat pertengahan perjalanan, dengan background hutan bakau yang lebat kami menemukan seekor rusa yang malang.Dari raut wajahnya, kami mengerti betapa ia tersiksa terjerat diantara akar-akar pohon bakau yang kuat bagai besi dan ditinggal oleh anak dan keluarganya. Tidak mau larut dalam kesedihan, kami langsung adakan tindakan penyelamatan. Kamipun membentuk Unit Reaksi Cepat Penyelamat Rusa Teluk Kabah. Rapat singkatpun kami lakukan, hasilnya tentu saja kami akan mengeluarkan rusa itu dari jeratan akar bakau secepatnya dalam keadaan hidup dan tanpa kekurangan satu apapun. Selain itu Pak Jun juga langsung menghubungi pihak TNK untuk mendatangkan transportasi guna membawa rusa ke tempat yang aman untuk dilakukan upaya lebih lanjut. Sembari menunggu respon dari pihak TNK, kami langsung turun ke lumpur guna melepaskan jeratan yang melingkari kaki rusa malang itu. Tempat rusa itu terjerat berada di bawah semacam jembatan kayu untuk pejalan kaki seperti kami, oleh sebab itu setelah kami berhasil dengan kesungguhan hati melepaskan jeratan dari kaki rusa itu, kamipun dengan sisa-sisa tenaga mengangkat rusa yang diperkirakan memiliki berat 70-90 kg ke atas jembatan. Kamipun berhasil mengangkat rusa itu ke atas jembatan. Dari mata rusa itu seakan berkata " terimakasih temanku, kau adalah pemuda-pemudi generasi cerah bangsa ini, sungguh ikhlas hatimu mengeluarkan aku dari jeratan akar bakau itu...". Kamipun seolah mengerti apa yang dirasakan oleh rusa itu. Sejenak hati kamipun bersenang hati, tetapi ternyata perjuangan kami belum selesai. Kami harus segera membawa rusa itu keluar hutan bakau untuk diadakan proses evakuasi oleh pihak TNK. Singkat cerita pihak TNK akan mengirimkan tim evakuasi sekitar pukul 2 siang, sedangkan saat itu masih pertengahan pagi. Dengan berbagai pertimbangan yang alot, kami putuskan untuk meninggalkan rusa itu untuk sementara waktu.
Di siang harinya, kami kembali ke belantara bakau untuk menemui rusa malang tadi. Kami juga membawa beberapa pakan dan minum seadanya untuk sekedar mengisi perut kosong rusa tersebut. Sesampainya disana kami memeriksa keadaan rusa tersebut. Kami elus-elus wajah rusa itu dengan segenap kelembutan hati yang kami punya supaya rusa itupun dapat merasa nyaman dan tenang di sisi kami. Selang beberapa waktu pihak TNK yang ditunggu-tunggu datang membawa kendaraan bak terbuka sebagai ambulance rusa tersebut. Tugas kami dan pihak TNK waktu itu ialah mengangkat rusa itu keluar belantara bakau. Kamipun membuat sebuah tandu darurat perpaduan tali dan sarung berbahan khusus. Setelah tandu selesai dibuat, kamipun beramai-ramai menggotong rusa dewasa itu. Tidak tahu mengapa kami sepertinya mendapat kekuatan super karena dapat menggotong rusa yang berat itu, karena usia kami waktu itu masih 14-15 tahun. Sungguh sebuah keajaiban kami dapat menggotong rusa itu keluar lebatnya dahan bakau hidup-hidup. Setelah keluar hutan bakau kami dan pihak TNK mengangkat rusa itu ke atas ambulance hewan. Lagi-lagi dari raut wajah dan sinar mata rusa itu seakan berkata "sekali lagi terimakasih ku ucapkan kepada kalian pemuda-pemudi Pramuka Vidatra yang telah tulus menolongku... tangkyu..:D ". Dengan sisa-sisa tenaga rusa itupun langsung dievakuasi untuk dilakukan proses selanjutnya. Kamipun langsung berdoa atas keselamatan rusa itu supaya ia bisa berkumpul kembali kepada keluarga tercinta. Hari itupun berakhir dan hari-hari kami di Teluk Kabah berjalan kembali seperti semula.
Hari terakhir ekspedisi kamipun datang. Bergegas kami kemas seluruh alat dan barang yang kami miliki. kamipun menuju kembali ke dermaga untuk menunggu jemputan speedboat yang akan membawa kami kembali ke peradaban kota Bontang. Dan pada akhirnya kamipun kembali ke Kota Bontang dengan selamat dan membawa sejuta pengalaman ciamik dari separuh tanah belahan bumi Kalimantan. Beberapa hari kemudian kami mendapat kabar sedih dari TNK. Rusa yang kami selamatkan sewaktu ekspedisi telah mati secara tenang. Berita itu membuat kami bersedih, tetapi kami yakin rusa itu memang telah mendapatkan sebuah pilihan yang paling baik dari Tuhan.Kamipun kembali berdoa, semoga tidak ada lagi kejadian serupa yang merenggut kelestarian flora dan fauna di Borneo tercinta sehingga alam ini menjadi kembali lestari berisi keindahan tumbuhan tinggi dan hewan luar biasa...semoga.. dan perjalanan kami benar-benar berakhir...
"LESTARI ALAMKU LESTARI TNK-KU"
terimakasih..kdn -semoga menginspirasi-
kami :
1. Azlin Ainun A.
2. Dwinta Ayu P.
3. Ratna Wulansari
4. Mayang Alfina P.
5. Ristia Astriani
6. Raditya Dewi Puspitarini
7. Rizal Rahmanda Akbar
8. Luddy Kausar E.
9. Dondy Bima K.
10. Christian Stainly P.
11. Joddy Nugraha
12. Rudi Rauf
13. Robby Vadillah Z.
14. Jihad MM
15. Muh. Amri
16. Heldi Alfiadi
17. Davin Wirawan S
pembina :
1. Pak Jun
2. Pak Mus
3. Kak Jay
1 comments:
nice story
Posting Komentar