Senin, 22 Juni 2009

Pilu Pramuka..


Berawal dari sebuah gerakan yang muncul dari seorang bernama Robert Stephenson Smyth Baden Powell, seorang perwira Inggris yang mengadakan perkemahan di sebuah pulau bernama Brownsea Island pada tanggal 29 Juli 1907. Kegiatan tersebut bertujuan membentuk jiwa2 kesatria, kemandirian, ahklak, disiplin, semangat dan hakikat hidup. Kekreativitasannya itu kemudian mendapat sambutan yang baik dari banyak pihak, yang awalnya hanya diikuti oleh 20 remaja, kini kegiatan yang menjadi cikal bakal kepanduan ( Pramuka ) tersebut berkembang ke 120 negara termasuk Indonesia.

Di Indonesia Sendiri, Kepanduan temasuk oraganisasi yang sangat berkembang. Betapa tidak, di zaman 1910an sudah berdiri banyak organisasi kepanduan misal Hizbul Wathon (Muhammadiyah) ,Nationale Padvinders ( Budi Utomo ) dan banyak lagi yang lainnya. Barulah saat muncul Kepres no.238 tanggal 20 Mei 1968, lahirlah sebuah gerakan Praja Muda Karana sebagai wadah seluruh Pandu di Indonesia. Bahkan pakaian Pramuka sudah di jadikan pakaian wajib setiap hari Jumat bagi seluruh pelajar di Indonesia hingga saat ini, walaupun banyak dari mereka adalah bukan seorang Pramuka.

Sekarang masalahnya ialah, apakah Gerakan Pramuka masih bisa mengaum di tengah himpitan kegiatan di luar sekolah yang katanya lebih menarik dan lebih moderen seperti saat ini?
bila kita cermati sebenarnya kegiatan Pramuka memiliki cukup daya tarik kepada remaja saat ini, cuma masalanya sekali lagi ada pada cara pengemasan Gerakan Pramuka itu sendiri. pengemasan yang tidak menarik membuat remaja sekarang lebih cenderung memilih kegiatan ekstrakulikuler yang lebih " canggih ".

Di Pramuka kita belajar banyak sekali ketermpilan, misal sederhananya ialah tali-temali, morse, shemapore, pionering yang bisa membuat anak didik terasah kekompakan sesama timnya. Selain itu ada kegiatan di alam bebas ( outbond ) yang akhir2 ini banyak bermunculan untuk pengembangan karakter diri, pertolongan gawat darurat, dan masih banyak lagi. Ada juga kegiatan2 yang sifatnya pembentukan karakter, misal games, quiz, menjelajah, berkemah yang semua itu mulai didisain oleh beberapa pihak yang "mungkin" dapat mengemas kegiatan itu secara lebih menarik. Padahal Pramuka sudah melakukan itu semua seperti outbond, dll sudah hampir satu abad lamanya berlanjut hingga sekarang ini. Bahkan di Penegak, kegiatan Pramuka mendapat porsi yang sungguh bila orang yang mendengarnya akan takjub, misal kegiatan terjun payung ( saka dirgantara ), menyelam ( saka bahari ), berkuda ( saka bhayangkara ) dan sungguh masih sangat teramat banyak lagi kegiatan menarik lainnya. Nah bila semua pihak mw bekerjasama membuat Pramuka lebih berwarna seperti kemunculan awalnya dan di Ingatkan oleh Presiden SBY sewaktu membuka Jamnas 2006 melalui program revitalisasi gerakan Pramuka, tentu Gerakan Pramuka dapat kembali mnggeliat di tengah arus kencangnya kegiatan yang katanya lebih moderen dari Pramuka. Apa kurangnya Pramuka??? (sekian_kdn)

0 comments:

Posting Komentar